Desa Budaya Purwomartani

Jaranan Sentherewe Turangga Wijaya Padukuhan Sorogenen II

PadukuhanSorogenen II
kondisi BudayaSedang Berkembang
Lokasi BudayaPadukuhan Sorogenen II, Kalurahan Purwomartani, Kapanewon  Kalasan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Deskripsi KebudayaanJaranan Sentherewe Turangga Wijaya

Sekitar tahun 1980 di dusun Sorogenen pernah tinggal seorang dalang terkenal bernama Ki Gondo Margono. Pengaruhnya terhadap kesenian sangat besar, terutama dalam bidang seni pertunjukan wayang orang dan ketoprak. Setelah beliau wafat kegiatan kesenian di dusun ini mengalami kemunduran dan mati, hingga akhirnya pada tahun 1995 muncul kelompok seni Jaranan Sentherewe. Keberadaan kesenian ini mampu menarik minat masyarakat dusun Sorogenen kembali untuk berkesenian. Jaranan Sentherewe di dusun Sorogenen pada awalnya bernama Jaranan Sentherewe Kembang Sore karena diperkenalkan oleh pimpinan Sanggar Tari Kembang Sore. Pimpinan sanggar tersebut bernama Untung Muljono yang merupakan seniman dari Jawa Timur. Pada awal tahun 1995, beliau memperkenalkan sebuah kesenian yang disebut kesenian Jaranan Sentherewe yang berasal dari Tulungagung Jawa Timur. Kesenian Jaranan Sentherewe ini akhirnya dapat diterima dan dikembangkan oleh masyarakat Sorogenen. Hingga pada tahun 2001 kesenian jaranan ini tidak lagi dalam naungan Sanggar Tari Kembang Sore, namun telah berdiri sebagai suatu bentuk kesenian tradisi milik dusun Sorogenen II. Kesenian tersebut berganti nama menjadi kesenian Jaranan Sentherewe Turangga Wijaya. Hal ini sudah diakui oleh pejabat setempat sebagai salah satu kesenian tradisi di Kecamatan Kalasan Kabupaten Sleman. Pada awalnya Untung Muljono hanya memperkenalkan wujud tarian dan iringannya, namun para anggotanya memberikan tambahan sentuhan magis dalam sajian pertunjukannya, yakni menambahkan sesajen (sesaji) dan melakukan berbagai atraksi trance. Pertunjukan tersebut terdiri dari beberapa unsur seni, yaitu: seni tari, seni musik, seni rupa, serta tata rias busana. Jaranan Sentherewe Turangga Wijaya terdiri dari beberapa aspek yang membentuknya, yaitu: tema, bentuk koreografi, tempat dan waktu pertunjukan serta pola lantai. Properti yang digunakan oleh masing-masing penari adalah kuda-kudaan (jaranan) yang terbuat dari anyaman bambu dan pecut. Properti ini diadaptasi sesuai dengan daerah asalnya sehingga karakteristik Jaranan Sentherewe tetap dapat dipertahankan. Pertunjukan Turangga Wijaya memiliki struktur penyajian yang memiliki konsep tersendiri. Pertunjukan tarinya terdiri dari bagian sembahan, persiapan, jogedan, dangdutan, jogedan (kedua), perangan dan perang barongan. Penonton melihat dari awal hingga akhir karena pertunjukan yang disajikan sangat dinamis baik dari segi tari maupun musiknya. Terkadang penonton menantikan bagian terakhir dari pertunjukan ini, yaitu pada adegan ndadi (kerasukan). Bagian ini berlangsung setelah pertunjukan tari berakhir dan sekaligus menjadi penutup. Kesenian Turangga Wijaya seperti kesenian di Jawa pada umumnya yang identik dengan ritual sesaji. Sesaji yang dihadirkan berupa nasi putih dengan segala macam sayuran dan buah-buahan. Selain itu juga menyajikan anak ayam yang masih hidup sebagai bagian penting dari sesaji. Keseluruhan sesaji disajikan sebelum pertunjukan dimulai dan diletakkan tepat di depan para penabuh gamelan. Sesaji disini memiliki makna dan simbol dalam setiap pertunjukan yang patut dikaji tentang nilai-nilai kaitannya dengan kehidupan bermasyarakat. Bentuk gerak dalam tari ini tegas, kuat, dan dinamis. Karakter yang dimunculkan adalah ekpresi dari karakter gagah, oleh sebab itu posisi kuda-kuda (kaki mendhak terbuka) menjadi dominan dalam motif-motif geraknya. Penjajaran motif yang beragam menjadi karakteristik Turangga Wijaya. Fungsi dalam kesenian ini sebagai sarana upacara adat dan hiburan. Fungsi ini melibatkan keikutsertaan masyarakat sebagai penyangga keberadaan kesenian Jaranan Sentherewe Turangga Wijaya di Dusun Sorogenen II. Fungsi tersebut dipengaruhi juga oleh beberapa faktor yang mendukung keberadaan kesenian ini, yaitu: faktor dari segi masyarakat pendukung, bentuk pertunjukan, dan pencipta tari. Nilai-nilai edukatif yang terdapat dalam Jaranan Sentherewe Turangga Wijaya tersebut adalah nilai religi, nilai kepemimpinan, nilai kebersamaan dan gotong royong, serta nilai solidaritas

 

Data Kepegurusan

Data Pelaksana Kebudayaan

NamaBari
AlamatPadukuhan  Sorogenen II RT 06 RW 02, Kalurahan Purwomartani, Kapanewon  Kalasan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, Kode Pos: 55571
No. Telpon
Alamat Email

Galeri Tersimpan